Kamis, 10 Januari 2008

Pelatihan Sabon Untuk Banjar di Lombok

sebagai wujud kepedulian terhadap pemanasan Global dan perusakan hutan di Lombok. Tanggal 9 januari aku jadi tutor pada pelatihan sablon kepada anggota Banjar di lombok utamanya banjar yang berada di pinggir hutan . Bersama Yayasan Rinjani Sakti dan GMSP pelatihan tersebut aku laksanakan di kantor GMSP di jalan Pejanggik Mataram. Tadinya aku berharap semua perserta yang di undang bisa hadir. Namun karena kendala hujan terpaksa hanya beberapa yang bisa hadir. dari Yayasan Rinjani Sakti NTB hadir Fitriah Ali Akbar, Habib Asruddin, dari GMSP Usup Mahri, dari LHS Yuli Komala Sari serta dari Banjar Temolan , Nurul Iman, Petemon, dan Batu jai. meminjam istilah diskusi di GMSP, " Alih keterampilan memang sanat diperlukan " mengingat kondisi lahan dan hutan di NTB terutama Lombok sudah sangat memprihatinkan. dari perjalanan menyusuri pinggiran Rinjani, seperti Bebidas, Batu Pandang Jorong Koak serta Kayu Putek, hutan di Lombok memang sudah habis. Salah seorang anggota banjar di Sekotong menceritakan bahwa kerusakan hutan dimulai sejak masuknya mesin mesin gergaji ke wilayah itu. Cerita yang paling ironi dari mereka adalah perusak hutan sesungguhnya adalah para mandor atau penjaga hutan. beberpa proyek reboisasi terhalangi oleh budaya para perempuan yang mencabut anak-anak pohon yang baru tumbuh untuk kebutuhan kayu bakar mereka. salah seorang anggota Banjar Sabak memprediksikan bahwa dalam Dua tahun kedepan sudah tidak ada hutan lagi di wilayah Sekotong. Kearifan masa lalu yang sangat menghargai Gumi Paer sudah lenyap ditelan kebutuhan sesaat, serta budaya konsumtif yang juga sudah merambah juga sampai ketengah pedalaman Lombok.

Tidak ada komentar: